Siti Maemunah, dalam FORUM
Handphone bukan barang baru. Sejak tujuh tahun lalu, saya sudah menggunakannya. Tapi, saya tak pernah tahu dari mana logam di handphone berasal.
Ternyata tak cuma saya, perusahaan elektronik terkemuka macam Nokia, Motorola, Dell, Phillips dan Acer - tak tahu darimana mineral dan logam dalam produk mereka, dikeruk. Apakah dikeruk oleh perusahaan tak bertanggung jawab, menghancurkan lingkungan setempat dan melanggar HAM. Ataukah dari negara yang dilanda perang sipil, yang biaya perangnya berasal dari pengerukan bahan tambang tersebut.
Itu hasil penelitian terbaru di Eropa. Sebagian perusahaan juga menganggap tak penting darimana logam mereka berasal.
Padahal industri elektronik adalah pemakai logam dalam jumlah besar. Diperkirakan, seperempat berat sebuah handphone berasal dari logam, belum termasuk baterai dan pengecasnya. Jumlah terbesar dipakai untuk papan sirkuit. Sepertiga papan sirkuit tersusun dari logam, sisanya gelas, keramik dan plastik.
Barang-barang elektronik, macam laptop, handphone, MP3 player, kamera dibuat dari berbagai komponen dan jenis logam. bahan utamanya adalah aluminium, besi, tembaga, nikel dan seng. Ada juga bahan lain dalam jumlah kecil, seperti beryllium, timah, cobalt, coltan, tantalum dan platinum. Meski jumlahnya kecil, ia memiliki peran penting.
Cobalt misalnya, ia dipakai untuk membuat pengecas batere handphone, MP3 player, laptop dan kamera digital. Gallium dalam handphone dipakai untuk power amplifier, keypad backlighting dan lampu kamera.
Dan jangan lupa timah. Tanpa bahan ini, komponen satu dan lainnya tak akan bisa digabungkan. Industri elektronik menyerap 35 persen timah dunia. Sebagian besar dipakai untuk menyoder atau merekatkan antar komponen. Sejak Uni Eropa mengumumkan larangan penggunaan timbal bahan soder, dua tahun lalu, permintaan timah naik pesat.
0 comments:
Post a Comment